Tag Archive | wawancara

Test Wawancara dan Micro Teaching di Al Azhar

Pagi sekitar jam 09.30, aku dapat telpon dari pak Luqman. Beliau adalah ketua Yayasan, Playgroup, TK dan SD Al Azhar. Beliau bilang katanya kepingin ngobrol-ngobrol sedikit dengan diriku. Inginnya bertemu sekitar jam 13.00. Kemudian, bilang, “Lebih baik lagi sebelum jam 12.30”. Aku bilang kalau tidak ada acara saat itu. Makanya aku bilang sanggup. Beberapa menit kemudian aku dapat sms dari atasanku di Bakrie Life, katanya jam 10.00 aku harus datang ke kantor.

GEDUBRAK!*

Gimana caranya aku sampai ke sana dalam waktu 30 menit? Padahal saat itu aku baru saja mandiin anakku yang kecil. Aku juga belum bersih diri? Nggak ada motor, jadi harus naik angkot. Dengan bergegas aku bersih diri dan berangkat menuju Bakrie Life. Sebelumnya, anakku yang kecil sudah aku bobokkan. Dan Aisyah, ikut neneknya di lantai atas. Nyampai di Bakrie sudah pukul 10.30. Ternyata, di Bakrie Life yang diharuskan meeting adalah manager dari pusat, dan branch manager serta supervisor. Sedangkan aku selaku financial advisor tidak diwajibkan ikut. Saat itu juga aku mengeluh koq tidak dari tadi bilang seperti itu. Aku menggerutu dengan supervisorku. Sudah meninggalkan anak, anakku yang pertama nangis, ternyata di kantor aku nggak diperlukan.

Sekitar jam 12.00, akupun pulang sambil membawa dokumen-dokumen penting dari Bakrie Life, yang akan aku serahkan ke Rumah Cerdas, SD Islam Al Ya’lu dan TK Kemala Bhayangkari 8. Karena Rumah Cerdas satu jalur dengan tempat tinggalku, makanya aku mampir dulu ke rumah cerdas. Sekalian nanya-nanya tentang bagaimana penitipan anak di sana. Sesampainya di rumah, ternyata sudah pukul 12.45. Padahal aku sudah janji di Al Azhar. Belum sholat dzuhur dan belum makan. Pak Luqman sudah meng-calingku lagi. “Lagi posisi di mana Mbak?”

“Masih di rumah pak”, jawabku.

Dengan mengajak suamiku yang kebetulan pulang lagi dari kantor, karena ada pemadaman listrik, dan mengajak pula anakku yang kecil, kita berangkat ke Al Azhar. Di sana, kita masih nunggu lama ternyata. Satu jam kemudian, aku di suruh masuk ke suatu ruangan yang di situ sudah ada sekitara 5 sampai 6 orang. Pak Luqman mempersilakan aku duduk, di depan orang-orang kemudian, ada satu orang yang kelihatan lebih tua dari yang lain menanyaiku berbagai hal, mulai dari alumni mana, rumah di mana, asli mana, dan sebagainya.

Kemudian, aku disuruh langsung mengajar Science, untuk SD yang dimisalkan anaknya bodoh-bodoh, anak orang miskin dan bandelnya minta ampun. Orang tersebut memintaku mengajar materi bunyi. Setelah itu, di tengah jalan, beliau menginterupsiku bahwa cara mengajarku itu bukan untuk SD, tapi untuk mahasiswa. Akupun jadi kebingungan, karena sebelumnya aku belum pernah mengajar anak SD. Setelah itu, beliau menyuruhku mengajar dengan materi gaya. Sama, seperti sebelumnya, beliau menginterupsiku dan bilang kalau cara mengajarku tidak efektif untuk anak SD. Karena, materi yang kusampaikan tidak ada kaitannya dengan induk ilmu sebelumnya. Setelah itu aku dipersilakan duduk, kemudian orang itu menyuruh guru lain yang ada di situ untuk mengajar juga, dengan materi fotosintesis.

Sama halnya yang terjadi denganku. Di tengah jalan, guru itu mengajar, langsung diinterupsi. Terus orang itu, memberi wejangan-wejangan seputar manajemen di sekolah itu. Aku mendengar anakku nangis, rasanya ingin cepat keluar dan keluar dari ruangan itu, tapi aku nggak enak. Apa langsung keluar, minta ijin atau apa ya? Aku urungkan niatku. Sambil menunggu sampai acara itu selesai. Setengah jam kemudian, orang yang memberi petuah atau apalah itu, mengucapkan salam penutupan dan selesai. Aku keluar dari ruangan itu lebih dulu dari yang lain.

Kuhampiri anak dan suamiku. Dan pak Luqman mempersilakan diriku untuk menyusui anakku di ruangannya. Setelah itu kitapun pulang, eit…suamiku harus kembali ke kantornya, soalnya listriknya udah nyala. Jadi kami berpisah di depan Araya, setelah berjalan menelusuri gang Pulosari III.