Apa kabar semuanya? Kembali lagi saya menulis kegiatan yang saya alami ketika mengikuti acara Asean Blogger festival Indonesia 2013. Kalau nggak segera di tulis segera lupa akan rundown nya. Meskipun pengalaman ini nggak ada duanya. Tetap setia menggunakan paket Speedy di rumah dari PT Telkom Indonesia upload foto jadi secepat kilat dan gak ada ceritanya lelet. Berikut liputan saya.
Pagi-pagi sekitar jam 06:30 Bus yang akan membawa peserta ABFI ke Jl Slamet Riyadi sudah standby di depan Hotel Sahid Jaya Solo. Duh gak sabar kepengen naik kereta tua aja. Sesampai di Jl Slamet Riyadi (Gladak) kami setia menunggu kereta itu. Jeprat jepret yang ada di daerah situ. Capek Jeprat jepret duduk di depan Pusat Grosir Solo (PGS) yang belum buka juga. Kebetulan hari itu bertepatan dengan acara rutin Car Free Day di Jl Slamet Riyadi yang digelar setiap hari minggu. Jadinya lumayan ada pandangan mata yang bisa dilihat kesana kemari.
Setelah lama menunggu akhirnya kereta tua ” SEPUR KLUTHUK JALADARA” pun tiba. Sik asyik ayo naik semua bro &sist. Melewati Jl Slamet Riyadi, kemudian ke Purwosari. Perjalanan dengan menaiki Sepur Kluthuk Jaladara pun berakhir di Stasiun Purwosari.
Setelah itu kita menaiki bus menuju Keraton Surakarta untuk acara penutupan Asean Blogger Festival 2013. Jarak antara Stasiun Purwosari ke Keraton Surakarta memang tidaklah jauh. Nggak sampe 10 menit kita pun sudah sampai di dekat keraton dimana bus bisa parkir dengan leluasa. Dalam hati berat banget berpisah dengan teman-teman di sini. meskipun baru bersama beberapa hari saja, tetapi kita sudah seperti saudara.
Kereta lewat depan ini
Lewat depan sini juga
Sebelum memasuki Keraton kami disambut oleh pemandu wisata dari keraton. Beliau menjelaskan secara detail aturan memasuki Keraton Surakarta. Bagi pria dilarang menggunakan topi, menggunakan celana pendek dan sendal jepit pada saat memasuki keraton Surakarta. Bagi wanita dilarang menggunakan celana dan juga dilarang memakai sendal saat memasuki keraton Surakarta. Eit saya sama sekali tidak mengetahui hal ini. Dan panitia pun juga tidak menginformasikan hal ini. Trus bagaimana nasib saya ini? Pakai celana dan memakai sendal juga. Aturan di sini kalau wanita memakai celana harus memakai kain panjang sebagai penutup celana tersebut. Setelah salah satu panitia mencoba berdiskusi dengan pemandu wisata dari Keraton tersebut akhirnya kita di persilakan masuk. Karena bukan hanya saya yang memakai celana. Banyak teman saya yang wanita memakai celana juga. Trus gimana dengan sendal ini? Untuk sendal tidak ada toleransi. Terpaksa kita menenteng sendal selama di dalam Keraton Surakarta.Pasti bakalan sakit nih kaki. Itung-itung terapi kaki nanti pikirku untuk menghibur hati.
Foto saya ambil dari sini http://altratour.com/index.php?option=com_content&view=article&id=75:keraton
Sebelum memasuki Keraton ada parade pasukan Keraton keluar dari Sitihinggil Lor Keraton Surakarta. Pasukan tersebut memakai seragam layaknya prajurit dengan tangan memegang pedang. Setelah memasuki kompleks Sitihinggil Lor/Utara, sampailah kita pada Kompleks Sri Manganti dengan melewati pintu gerbang yang disebut dengan Kori Kamandungan. Di depan sisi kanan dan kiri gerbang yang bernuansa warna biru dan putih ini terdapat dua arca. Di sisi kanan dan kiri pintu besar ini terdapat cermin besar dan diatasnya terdapat suatu hiasan yang terdiri dari senjata dan bendera yang ditengahnya terdapat lambang kerajaan. Hiasan ini disebut dengan Bendero Gulo Klopo. Di halaman Sri Manganti terdapat dua bangunan utama yaitu Bangsal Smarakatha disebelah barat dan Bangsal Marcukundha di sebelah timur. Sayang sekali batrei BB saya habis sehingga saya tidak bisa mengambil gambar sama sekali ketika di sini.
Sampailah kita pada Kompleks Kedaton, dimana acara pentupan Asean Blogger Festival Indonesia 2013 di gelar. Halaman Kedhaton dialasi dengan pasir hitam dan ditumbuhi oleh berbagai pohon antara lain ditanami dengan pohon Sawo Kecik (Manilkara kauki; Famili Sapotaceae). Selain itu halaman ini juga dihiasi dengan patung-patung bergaya eropa. Ketika melewati area ini lumayan untuk terapi kaki karena saya berjalan tanpa alas kaki.
Di sini kami disuguhi dengan tarian srimpi dan perang-perangan yang dimainkan oleh penari-penari khusus dari Karaton Surakarta Hadiningrat. Tak lupa Gusti Kanjeng Ratu Wanda juga memberikan kata-kata sambutan untuk lebih memperkenalkan Keraton Surakarta pada semua peserta Asean Blogger Festival Indonesia 2013. Sebelum acara penutupan kita juga disuguhi makanan pembuka. Namanya apa saya juga kurang tahu. Kalau istilah saya sendiri itu namanya Kue Lapis.
Kue Lapis, Sosis Solo & Teh untuk hidangan pembuka.
Setelah acara penutupan kita disuguhi makan siang dengan menu Selat Segar Solo, Nasi liwet dan teh. Sayang gak bisa ambil fotonya. Karena benar-benar batrei habis. Biar gak penasaran apa itu Selat Segar Solo dan Nasi liwet, gambar ini saya ambil dari sini http://surakarta.go.id/konten/solo-culinary-destination. Adapun bentuk penyajian waktu kita di Keraton lebih bagus dari ini ya.
Selat Segar Solo
Nasi Liwet Solo
Benar-benar Solo itu Kota Budaya. Solo itu bisa dikatakan Spirit of Java. Bener-bener ngangenin dan pengen kembali berkunjung ke kota ini. Apalagi Keraton Surakarta. Ini merupakan pengalaman pertama saya bisa masuk Keraton Surakarta. Pengalaman pertama dan nggak akan pernah bisa saya lupakan. Terima kasih semuanya. Semoga kita bisa ketemu di acara selanjutnya.
Informasi terkait dengan Keraton Surakarta bisa klik di sini http://kratonsurakarta.com/.